Selasa, 25 Maret 2014

LETS GO TO KAKABAN JELLYFISH LAKE



Bagi Anda yang menggilai diving atau snorkeling dan ingin bermain-main dengan aman bersama ubur-ubur yang  tak menyengat di danau air payau (yang hanya ada dua saja di dunia) maka menyambangi Pulau Kakaban wajib masuk dalam agenda wisata Anda. Pulau Kakaban adalah satu dari total 31 pulau yang tergabung dalam kelompok Kepulauan Derawan dan secara administratif termasuk dalam wilayah Kabupaten Berau, Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur.

Jika Anda lihat di peta (atau tampak atas) maka nampak Pulau Kakaban ini berbentuk seperti angka “9”, dengan luas sekira 774,2 hektar. Angka “9” ini merupakan gugusan atol di atas permukaan laut yang terbentuk jutaan tahun lalu. Kemudian, selama beberapa ribu tahun terjadi proses pengangkatan akibat adanya tekanan geologis. Hal ini menjadikan atol naik di atas permukaan laut dengan ketinggian sekira 50 m lalu membuat sejumlah air laut terperangkap hingga membentuk danau air laut (laguna). Danau ini dikenal dengan nama Danau Kakaban.
Dalam bahasa Suku Bajo, kakaban berarti memeluk. Penamaan ini berkaitan dengan bentuk fisik Pulau Kakaban dimana atol di bagian utara 'memeluk' laguna dan terpisah dari air laut sekitarnya. Danau di tengah laut ini begitu indah berwarna biru kehijauan jernih. Di sekeliling danau tersebut tumbuh rimbun pohon-pohon bakau.
Keberadaan Danau Kakaban adalah salah satu alasan utama wisatawan berkunjung  ke pulau yang tak berpenghuni ini. Pasalnya, danau air payau tersebut memiliki ekositem yang unik (endemik) hasil evolusi dan melibatkan proses kimia, fisika, dan biologi yang rumit dan panjang selama ribuan tahun. Telah banyak peneliti dari dalam dan luar negeri mencoba memecahkan misteri tentang bagaimana sebuah ekosistem danau yang terisolasi dapat menjadi rumah bagi hewan dan tumbuhan endemik yang hidup di dalamnya. Danau endemik sekira 2,6 x 1,5 kilometer ini menjadi rumah bagi jutaan ubur-ubur yang kehilangan kemampuan menyengat, algae yang menjadi karpet di dasar danau, anemon yang berwarna putih dan memangsa ubur-ubur, ikan-ikan, dan biota endemik lainnya. Tercatat hanya ada dua danau air payau jenis ini di dunia: Danau Kakaban di Kepulauan Derawan dan Jellyfish Lake di Palau, Micronesia di kawasan tenggara Laut Pasifik.

Ada empat jenis ubur-ubur tak menyengat di Danau Kakaban: ubur-ubur bulan (Aurelia aurita) (5-50 cm), ubur ubur totol (Mastigias papua) (1-20 cm), ubur-ubur kotak seukuran ujung jari telunjuk, Tripedalia cystophora (7-10 mm), dan ubur-ubur terbalik Cassiopea ornata (15-20 cm). Martigias papua adalah yang paling banyak populasinya dan paling lincah bergerak kesana-kemari, sementara Cassiopeia adalah yang paling unik sebab ubur-ubur ini biasanya diam di dasar danau dalam posisi terbalik; tentakelnya ada di posisi atas.

Menurut penelitian, fenomena ubur-ubur terbalik ini adalah salah satu bentuk adaptasi (baca: evolusi) ubur-ubur dalam bertahan hidup di danau yang terisolasi. Ubur-ubur bersimbiosis dengan alga untuk mendapatkan makanan. Ubur-ubur menempatkan alga pada bagian kaki (tentakel) dan bergerak terbalik untuk mendapatkan cahaya Matahari agar proses fotosintesa pada alga dapat terjadi. Dengan cara ini, mereka memasak makanan. Selain itu, perubahan morfologi jelas terlihat pada ubur-ubur totol (Martigias papua); di danau ini ubur-ubur totol tidak lagi memiliki totol dan ukuran sengatnya mengecil dan kehilangan fungsi. Mengenai hilangnya kemampuan menyengat ubur-ubur tersebut dikarenakan tak ada predator yang memangsanya  di danau endemik ini. Secara alamiah, mereka kehilangan kemampuan fungsi sistem pertahanan diri, yaitu kemampuan menyengat. Sementara itu, anemon yang menghuni danau ini berubah menjadi pemangsa ubur-ubur pasif. Anemon di Danau Kakaban berwarna putih sebab sudah tidak melakukan simbiosis dengan alga.

Selain ubur-ubur, ada 8 spesies ikan yang menghuni danau dengan kedalaman kurang lebih 11 meter ini. Empat spesies yang paling utama adalah serinding (Apogon lateralis), puntang (Exyrias puntang), coral fry (Antherinomorus endrachtensis) dan ikan jarum (Zenarchopterus dispar).

Danau Kakaban mewakili bentuk kehidupan purba yang sifatnya ekstrim; hal ini diungkapkan oleh seorang peneliti Jonathan Kindon dari Institut Antropologi Biologi dan Departemen Hewan, Universitas Oxford, Inggris. Keberadaan 4 spesies ubur-ubur menjadikan Pulau Kakaban dinominasikan sebagai kawasan situs warisan dunia (world heritage) oleh UNESCO yang patut dilindungi. Kabarnya, Jellyfish Lake di Palau hanya memiliki dua jenis spesies ubur-ubur serupa. Maka tak berlebihan jika menyebut Danau Kakaban sebagai danau ubur-ubur terbesar dan paling kaya keragamannya di dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar